Pages

Powered by Blogger.

Thursday, June 4, 2015

Lepas Penat di Pantai Bandengan Jepara

Pantai Bandengan, 19 April 2015
Walaupun sudah lewat satu setengah bulan, tetap saja kisah saya ini harus diceritakan dalam blog saya. Agar tak terlupa bahwa saya pernah berada disini. Menghirup aroma laut, beradu dengan pasir pantai dan menikmati ombaknya.

Rombongan dari Solo berangkat pukul setengah 7 pagi dengan mengandalkan armada minibus ELF berkapasitas 18 orang termasuk sopir. Rombongan yang sebagian adalah Guru-guru dari SD N Purwotomo Solo yang mana dulu saya bekerja disana namun memutuskan untuk pindah pekerjaan. Meski sudah tak seiring sejalan (hadeh puitis sekale) sudah tak bergabung di satu kantor tapi silaturahmi tetap tak terputus.

Karena masih sangat pagi sekali (apalagi di hari Minggu) selama di perjalanan saya hanya tidur dan menikmati lagu yang mengalun dari headset di kuping saya. Walaupun saya sebenarnya sangat ingin melihat pemandangan di luar lewat jendela kaca mobil yang ngawe-awe seolah memanggil saya untuk melihat keindahannya.
Hingga sampai pukul 8 pagi, mobil yang ditumpangi berhenti di SPBU daerah Purwodadi untuk sekedar membuang bawaan dalam tubuh (pipis) dan sebagian peserta rombongan laki-laki ada yang merokok untuk merefresh pikirannya (katanya). Tak lama hanya 15 menit dari SPBU mobil berhenti di sebuah warung makan prasmanan untuk sarapan yang diharapkan bisa mengisi energi untuk nantinya melewati perjalanan jauh. Karena mengejar waktu, sarapan hanya dibatasi waktu hingga setengah jam saja dan rombongan kembali menaiki mobil dan melesat menuju Kota Jepara.

Karena mendapat tempat duduk di tengah-tengah yang artinya saya kurang bebas menikmati pemandangan jadi waktu 4 jam tersisa menuju Jepara saya habiskan untuk tidur dan mendengarkan musik. Hingga tanpa terasa sekitar pukul 12 kurang lebihnya Pantai Bandengan Jepara sudah terjamah mata.

Pantai Bandengan

Walau tak seramai pantai di selatan, ternyata pantai bagian utara Pulau Jawa tak kalah menyenangkan. Ombak yang tak besar serta berbagai wahana rekreasi yang menyenangkan.
Trip kapal ke Pulau Panjang, Banana Boats, serta beranekan macam pelampung menarik yang bisa disewa untuk menikmati gelombang pantai yang pastinya sangat mengasyikkan.

Rekreasi pertama adalah naik kapal menuju Pulau Panjang.
Kapal-kapal kecil berjajar yang siap mengantar penumpangnya menuju Pulau Panjang. Kapal kecil berkapasitas 30 orang membawa saya dan rombongan membelah laut.
Hanya diberi tarif 15ribu pulang pergi dengan satu jam pulang pergi yang artinya masing-masing perjalanan ditempuh dengan waktu setengah jam.
Murah meriah sekali kan?
Jejeran kapal pengangkut menuju Pulau Panjang

Ada yang mau ikut?
Setengah jam kapal yang membawa kami menyeberang dan menikmati udara segar dari laut serta cuaca yang mendung membawa langkah kaki menapaki Pulau Panjang.
Turun dari kapal dan berjalan di dermaga kayu menuju pulau

Jeans biru dan sepatu merah

Selamat Datang di Pulau Panjang

Sedikit mengikuti gaya anak muda sekarang alias kekinian. Foto kaki dengan berlatar pantai serta cakrawala nun jauh di ujung sana

Kekinian


"Someday... I will find my way back to where your name is written in the sand..."

Sendiri Bersandar di Pantai Pulau Panjang

Ada apa di dalam Pulau Panjang? Mari kita cari
Jalan setapak yang halus membawa kami masuk menelusuri kedalam Pulau. Ada apakah di dalam sana? Mari kita berjalan lebih jauh lagi.
Setelah beberapa langkah akhirnya menemukan sesuatu yang berada di tengah-tengah Pulau, yakni makan Syeikh Abu Bakar Bin Yahya Ba'alawy.
Saya sendiri kurang begitu tau siapa itu Syeikh Abu Bakar Bin Yahya Ba'alawy, tapi jika dilihat dari tempat dan nilai historisnya tentu Beliau ini adalah orang yang dihormati.

Harap Lapor

Beberapa peziarah yang sedang mendokaan leluhur yang sudah tiada
Kembali pulang menuju kapal

Selamat Jalan dari Pulau Panjang.
Sekembalinya dari Pulau Panjang, saya dan rombongan menikmati Pantai Bandengan dengan mencoba wahana yang cukup menantang adrenalin. Banana Boats !
Dengan 50ribu per orang, saya dan lima rekan lainnya menjajal serunya melintasi laut dengan pelampung berwarna kuning. Sebelumnya masing-masing dari kami harus mencopot barang-barang yang berbahaya bagi pelampung yang akan dinaiki. Contohnya jarum pentul dan bros, serta menyimpan barang-barang berharga seperti kalung, gelang, cincin, jam tangan serta dompet ( ya tentu saja, siapa yang mau kehilangan barang di laut? hehehhe).
Pelampung yang dipakaikan ke badan sudah cukup erat, saatnya beteriak sebebas mungkin di tengah-tengah laut sana, stres dan beban hilang dalam sekejap. Tidak percaya? Coba saja sendiri tanpa perlu jauh-jauh ke Bali karena Banana Boats juga ada di Pantai Bandengan Jepara.
Karena tidak membawa kamera satupun maka tidak ada dokumentasi saat menaiki Banana Boats tapi tak apalah yang penting jejak keringat saya pernah beradu dengan asinnya Pantai Bandengan,#eaaaaa.

Waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore, saya dan rombongan bergegas mandi dan berganti baju kering untuk kemudian pulang kembali ke Solo.

Nah demikian sedikit cerita dari saya saat berkunjung ke Pantai Bandengan. Semoga bisa mendorong teman-teman yang membaca untuk tertarik pergi kesana dan memajukan pariwisata Indonesia.

Sedikit oleh-oleh dari orang berbakat
By Dms
Selamat Sore !

Yang pasti piye banget :D

0 komentar:

Post a Comment